JAKARTA (voa-islam.com) - Rasanya
hari ini sulit menemukan berita berikut di media massa mainstream,
kisah kongkalikong kontrak Freeport telah diperpanjang oleh Pemerintah.
Satu bulan yang lalu Menteri ESDM
Sudirman Said berkata kalau sampai tanggal 25 januari 2015 freeport
tidak bangun smelter (pemurni hasil tambang) juga maka kontrak
dibatalkan atau akan dibekukan ekspor kondesatnya apabila smelter belum
dibangun. (Lihat di media massa).
Kenyataanya Freeport dapat ijin ekspor kondesat lagi, sedangkan Smelter pinjam tanah Petrokimia Gresik bukan di Papua.
Kontrak Freeport akan diperpanjang
hingga 2041 dan mulai hari ini sampai enam bulan kedepan baru dibahas
draft MOU kesepakatannya.
Kemarin malam hingga hari ini cuma pepesan kosong gertak ompong Sudirman said agar batas kontrak terlewati.
Batas renegosiasi kontrak Freeport
tanggal 25 januari 2015 (besok), kalau pemerintah tegas dengan omongan,
batalkan kontrak freeport cukup sampai 2021.
Sampai batas tanggal 24 Januari 2015 terbukti Freeport melakukan kebohongan belum bangun smelter.
Sudirman Said hanya gertak sambal cuma buat kesan pemerintah tegas dan berwibawa kenyataannya nol.
Mana omongan Sudirman said terkait
smelter yang terbukti? smelter tidak ada, yang ada aksi tipu tipu
perjanjian. Tetap saja Freeport 'ngadalin' Indonesia, isu smelter dibuat
janji lagi, mirisnya bukan di Papua tapi nyewa tanah Petrokimia Gresik.
Lucu, nambangnya di Papua tapi bangun
pemurniannya (smelter) di Gresik, itupun baru rencana, jangan- jangan
cuma aksi kibul-kibul juga akhirnya.
Aksi saling kongkalikong yang penting Freeport aman dan Indonesia kebagian.
Mungkin Sudirman Said akan berkata Freeport nggak bohong kok, buktinya ada itikad baik bangun smelter di Gresik.
Ingat Sudirman Said sendiri yang bilang,
jika tidak ada smelter sampai tanggal 25 Januari, izin ekspor kondesat
freeport di bekukan.
Bikin kesal lagi, izin perluasan pertambangan Freeport diberikan pemerintah Jokowi. ( Kenapa tidak disuruh BUMN yang mengelola?)
Feeport kini jadi memiliki ijin tiga tempat petambangan di Papua dan ketiga nya emas semua. ( Oya, ada Uranium nya juga loh )
Tiga tempat itu sampai tahun 2041 akan dikelola Freeport, Indonesia cuma dapat ampas dan deviden sisa saja.
Mirisnya supaya publik tidak kecewa dan
terkesan pemerintah berani, dilontarkan bagi hasil 40 : 60 sebagai
kampanye untuk rakyat.
Kenapa kita (Indonesia) yang minta naik?kita seharusnya yang memutuskan 60 bagi kita dan 40 buat Freeport.
Ini negara kita kok, bukan negaranya Freeport. Kok sepertinya tidak punya wibawa dan daya tawar.
Pemerintah miliknya rakyat apa miliknya Feeport, katanya ekonomi berdikari, pemerintah trisakti?
Tapi yang pasti hasil semalam, Freeport aman, Jokowi aman sedangkan rakyat dikasih drama BW.
Freeport
diberi izin ekspor lagi dan kontrak sampai 2041, urusan smelter cari
sementara pemerintah sibuk kampanye pepesan kosong.
Kampanye pepesan kosong, katanya bakal
bangun smelter, katanya bakal dinaikan pembagian hasilnya, katanya
katanya katanya katanya...
Mirisnya rakyat diberikan drama KPK, Polri hingga ada gerakan #savekpk lalu soal freeport? harusnya kita #SaveIndonesia.
Sudahlah, toh otak otak semua nya sudah
diarahkan. Selain itu kita sebagai rakyat kecil bisa apa? Paling ngeluh
di media sosial seperti ini dan cuma bisa menonton sambil mengawasi
tingkah pemimpinmu.
Ya,
Setidaknya buka mata dan buka hati, dan lakukan hal yang bisa kita
perbuat untuk Indonesia yang lebih baik, meski itu hal kecil, sembari
menunggu tamat nya drama tersebut. [Dedi Wahyudi-FHI]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar