TRIBUNPEKANBARU.COM, MAKASSAR -Kedatangan Presiden Joko Widodo di Makassar mendapat penolakan dari beberapa elemen mahasiswa dari beebagai organisasi.
Massa Cipayung Plus menolak kunjungan Jokowi dengan melakukan aksi tepat didepan SMA N 1 Makassar Jalan Bawakaraeng, Jumat (22/5/2015) siang.
Selain itu mereka juga membagi-bagikan Kartu Indonesia Sakit (KIS) dan Kartu Indonesia Pikun (KIP) kepada beberapa pengguna jalan dan kepada beberapa siswa SMA. Koordinator Lapangan (korlap) Cipayung Plus, Saprianus, mengatakan, pembagian kartu Indonesia Sakit (KIS) dan Kartu Indonesia Pikun (KIP) ini adalah sebagai bentuk kekecewaan.
"Ini bentuk penolakan kami kepada Jokowi karena tidak becus dalam mengurus negeri ini sebagai presiden" kata Ino, sapaan akrab Saprianus.
Aksi tersebut, Cipayung Plus juga menuntut kepada Jokowi dan JK agar tegakan supremasi hukum, hentikan dominasi asing, stop utang luar negeri, wujudkan trisakti, dan tolak kenaikan BBM.
Kemudian tidak berselang lama, aksi tersebut dibubarkan paksa oleh beberapa anggota TNI dengan megendarai motor.
"Tidak ada demo ini hari, pokonya tidak ada" kata seorang anggota TNI dengan menggunakan motor jenis Tryel.
Tempat terpisah, di bawah jalan layang Fly Over Jalan Urip Sumoharjo Makassar. Belasan anggota Gerakan Aksi Makassar (GAM) dibubarkan paksa oleh beberapa anggota TNI dengan menggunakan motor jenis yang sama.
Walau belum menyampaikan orasinya, belasan anggota GAM tersebut langsung dihantam mundur oleh beberapa orang anggita TNI.
Dalam insiden tersebut, seorang anggota GAM ditangkap oleh Polisi setelah dikejar dan disekap disebuah ruko samping Perumahan Mutiara. Saat ditahan, mahasiswa tersebut juga dipukul oleh beberapa anggota TNI yang bertugas.
"Kau masih mau lawan tentara, pokoknya tidak ada demo hari ini" teriak seorang anggota TNI.
Kemudian mahasiswa tersebut diamankan oleh pihak kepolisian yang bertugas mengamankan lokasi tersebut. (Cr5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar