Oleh: Vida S. Dadi, SE., MM.
Kepemimpinan telah dianggap sebagai salah satu komponen yang paling penting dalam keberhasilan organisasi. Maccoby (1979) menyimpulkan dari pengamatan bahwa kebutuhan perusahaan untuk bertahan hidup dan berkembang dalam dunia dengan meningkatnya persaingan, kemajuan teknologi, perubahan peraturan pemerintah, perubahan sikap pekerja, membutuhkan ”tingkat yang lebih tinggi kepemimpinan daripada sebelumnya”. Ketika organisasi mengalami perubahan, adalah penting bahwa kepemimpinan organisasi mereka cukup untuk memenuhi tantangan tersebut (Landis et. al: 2014).
Kepemimpinan berkaitan dengan bagaimana seorang pemimpin dapat memotivasi dan menggerakan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi, serta memberikan contoh yang baik kepada para bawahan seperti kejujuran, disiplin, integritas, cakap, kompeten dan pemimpin dapat dijadikan panutan dalam organisasi. Pendekatan kepemimpinan oleh para teoritisi dikemukakan untuk menentukan gaya kepemimpinan yang akan digunakan oleh para atasan. Evolusi teori dan riset kepemimpinan dibagi menjadi tiga kategori yaitu berdasarkan trait, behavior dan contingency (Tirmizi, 2002:2). Beberapa pendekatan dilakukan oleh para teoritisi untuk menguraikan berbagai faktor yang mempengaruhi pilihan gaya kepemimpinan oleh para atasan.
Salah satu pendekatan teori kepemimpinan adalah pendekatan situasional atau kontingensi (contingency) yang dikemukakan oleh Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt yang disajikan dalam bentuk rangkaian kesatuan kepemimpinan (leadership continuum). Leadership continuum atau continuum of leadership behavior terbagi menjadi dua sisi yaitu boss-centered leadership yang menunjukkan power yang lebih besar kepada para atasan dalam menggunakan wewenangnya dan subordinate-centered leadership yang memberikan wewenang dan kebebasan lebih besar kepada para bawahan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan dan mengijinkan para bawahan berperan serta dalam setiap pengambilan keputusan (Nollenberger: 2006). Melalui pendekatan yang dikemukakan oleh Tannenbaum dan Schmidt, gaya kepemimpinan seorang atasan lebih mudah untuk dapat ditentukan. Teori kepemimpinan kontingensi adalah mengelola sudut pandang situasi atau keadaan dengan fokus mengidentifikasikan variabel-variabel situasi yang menunjukkan gaya kepemimpinan yang paling tepat dan sesuai pada satu situasi tertentu (Zegaier, 2012:3). Pendekatan kepemimpinan model Tannenbaum dan Schmidt mempunyai dua kutub dimana salah satu kutub berorientasi kepada atasan dan di kutub lainnya berorientasi kepada bawahan.
Literatur:
Al-Zegaier, Hanadi. 2012. Estimating The Impact of Leadership Styles on Knowledge Management Application Strategies. Information System Department, Faculty of Economic and Administraticve Science, Applied Science University. Jordan.
Landis A., Eric., Maurice R. Harvey. 2014. A Synthesis of Leadership Theories and Styles. Journal of Management Policy and Practice.
Nollenberger, Karl. 2006. Combining Leadership & Management. Government Finance Review. ABI/FORM Research.
Tirmizi, Syed Aqeel. 2002. The 6-L Framework: A Model for Leadership Research and Development. Lahore University of Management Sciences. Lahore. Pakistan.
Diposkan Oleh: Mohamad Abduh.,S.E.,
(Alumni Angkatan 2003 FE Universitas Pasundan Kota Bandung Terakreditasi A, Jurusan Manajemen, Konsentrasi Manajemen HRD, salah satu Perguruan Tinggi Nasional di Kota Bandung Yang akan Go World Class University Tahun 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar